Zat Pemanis (alami dan Sintetis/Buatan)

Daftar Isi

Zat pemanis adalah bahan yang digunakan untuk memberikan rasa manis pada makanan atau minuman. Ada dua jenis zat pemanis yang sering digunakan, yaitu zat pemanis alami dan zat pemanis sintetis atau buatan.

Zat pemanis alami biasanya diperoleh dari sumber alami seperti tebu, gula palem, atau madu. Zat pemanis alami ini umumnya lebih sehat dibandingkan dengan zat pemanis sintetis karena tidak mengandung bahan kimia yang berbahaya bagi kesehatan. Selain itu, zat pemanis alami juga biasanya lebih mudah dicerna oleh tubuh dan memiliki indeks glikemik yang lebih rendah, yang artinya tidak akan menyebabkan lonjakan gula darah setelah dikonsumsi.

Zat pemanis sintetis atau buatan, sebaliknya, diperoleh melalui proses sintesis kimia dan biasanya memiliki rasa yang lebih manis daripada zat pemanis alami. Beberapa contoh zat pemanis sintetis yang umum digunakan adalah aspartam, sakarin, dan sukralosa. Namun, beberapa zat pemanis sintetis ini juga dapat menimbulkan efek samping yang merugikan bagi kesehatan jika dikonsumsi secara berlebihan.

Pilihan terbaik dalam menggunakan zat pemanis tergantung pada kebutuhan dan preferensi masing-masing orang. Namun, sebaiknya konsumsi zat pemanis harus dibatasi agar tidak menyebabkan masalah kesehatan, terutama jika seseorang sedang mengalami masalah gula darah tinggi atau obesitas. Sebagai alternatif, ada beberapa pilihan zat pemanis alami lain yang dapat digunakan seperti stevia atau xylitol yang lebih aman bagi kesehatan.




Zat pemanis berfungsi untuk menambah rasa manis pada makanan dan minuman. Zat pemanis dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:

a.    Zat pemanis alami. Pemanis ini dapat diperoleh dari tumbuhan, seperti kelapa, tebu, dan aren. Selain itu, zat pemanis alami dapat pula diperoleh dari buahbuahan dan madu. Zat pemanis alami berfungsi juga sebagai sumber energi. Jika kita mengonsumsi pemanis alami secara berlebihan, kita akan mengalami risiko kegemukan. Orang-orang yang sudah gemuk badannya sebaiknya menghindari makanan atau minuman yang mengandung pemanis alami terlalu tinggi.   

b.    Zat pemanis buatan atau sintetik. Pemanis buatan tidak dapat dicerna oleh tubuh manusia sehingga tidak berfungsi sebagai sumber energi. Oleh karena itu, orang-orang yang memiliki penyakit kencing manis (diabetesmelitus) biasanya mengkonsumsi pemanis sintetik sebagai pengganti pemanis alami.


Contoh pemanis sintetik, yaitu sakarin, natrium siklamat, magnesium siklamat, kalsium siklamat, aspartam (lihat Gambar 1.6), dan dulsin. Pemanis buatan memiliki tingkat kemanisan yang lebih tinggi dibandingkan pemanis alami. Garam-garam siklamat   memiliki kemanisan 30 kali lebih tinggi dibandingkan kemanisan sukrosa. Namun, kemanisan garam natrium dan kalsium dari sakarin memiliki kemanisan 800 kali dibandingkan dengan kemanisan sukrosa 10%. Walaupun pemanis buatan memiliki kelebihan dibandingkan pemanis alami, kita perlu Menghindari konsumsi yang berlebihan karena dapat memberikan efek samping bagi kesehatan.         


Misalnya, penggunaan sakarin yang berlebihan selain akan menyebabkan rasa makanan terasa pahit juga merangsang  terjadinya tumor pada bagian kandung kemih.Contoh lain, garam-garam siklamat pada proses metabolisme dalam tubu dapat menghasilkan senyawa sikloheksamina yang bersifat karsinogenik (senyawa yang dapat menimbulkan penyakit kanker). Garam siklamat juga dapat memberikan efek samping berupa gangguan pada sistem pencernaan terutama pada pembentukan zat dalam sel.
Muh. Askar
Muh. Askar Dalam artikel web Tips News menampilkan embed video dari youtube untuk memperjelas artikel admin, Sekiranya teman youtuber keberatan bisa berkomentar di bawah artikel. Insya allah admin akan hapus video tersebut,Trimah kasih

Posting Komentar